Loyalitas Pelanggan

Riset ini mempunyai tujuan untuk melihat efek Kualitas Produk, Promosi Perceived value terhadap Loyalitas Pelanggan melalui variable mediasi Kepuasan Pelanggan.  Populasi yang diteliti adalah pelanggan Grab Food, sampel disurvei menggunakan teknik survei Purposive Sampling dengan kriteria merupakan pelanggan Grab Food atau sudah pernah menggunakan aplikasi Grab Food sebanyak 3 kali.  Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 125 orang responden.

Desain riset menggunakan metode riset kausal explanatory guna membuktikan teori dengan metode analisis kuantitatif dengan Software Program Statistik SmartPLS.  Model yang diuji memenuhi syarat validity dan reliability yang dipersyaratkan dalam evaluasi hipotesis.

Hasil evaluasi hipotesis dapat disimpulkan bahawa variable Kualitas Produk, Promosi serta Perceived value mempunyai pengaruh pada Kepuasan Pelanggan.  Variable Kualitas Produk dan Promosi tidak dapat mempengaruhi Loyalitas Pelanggan.  Perceived value mempunyai pengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan.  Kepuasan Pelanggan tidak ada pengaruh terhadap variable Loyalitas Pelanggan.  Variabel Kepuasan Pelanggan tidak dapat menjadi antara (Intervening) pada hubungan Kualitas Produk, Promosi, Perceived Value dengan Loyalitas Pelanggan.

Link Jurnal : Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, dan Perceived Value terhadap Loyalitas Pelanggan

Cara Berpikir Sederhana Untuk Memulai Bisnis

Bisnis dalam skala kecil adalah berdagang atau jualan. Tujuan bisnis yang utama adalah mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan membentuk sistem permintaan konsumen dan ketersediaan produk yang berjalan secara otomatis. Sederhananya berbisnis adalah menghubungkan konsumen dengan produk, semakin banyak konsumen semakin banyak produk terjual dan yang lebih menjaga keseimbangan keduanya agar jangan sampai jatuh.

Agar dalam bisnis kita terbentuk sistem yang bagus adalah sebagai berikut:

  • tahu kebutuhan orang di sekitar kita, katakanlah calon konsumen. Dalam dunia marketing dinamakan pasar.
  • menyiapkan produk yang banyak dibutuhkan untuk dijual ke konsumen,
  • menyampaikan produk kepada konsumen, dalam bahasa marketing dinamakan pemasaran. Bisa digunakan alat bantu seperti Internet marketing.
  • selanjutnya mempengaruhi konsumen, atau disebut merubah perilaku konsumen. Dalam dunia marketing adalah keputusan pembelian, bagaimana caranya sehingga konsumen memutuskan membeli dilihat dari faktor yang ada di sekitar konsumen.
  • memberikan nilai pada produk yang akan dijual sehingga akan lebih memikat konsumen.
  • menjaga konsumen puas pada produk kita, kepuasan konsumen.
  • menjaga pelanggan tetap loyal, loyalitas pelanggan, dari dua hal kepuasan dan loyalitas ini yang harus dijaga betul.
  • selanjutnya untuk menjaga keseimbangan supply and demand, menerapkan manajemen lainnya seperti manajemen operasi, manajemen SDM, manajemen keuangan dan manajemen-manajemen lainnya.
  • yang terakhir adalah strategi, untuk membesarkan bisnis kita, inilah hal yang lazim dilakukan para CEO.

Jadi langkah awal adalah melihat pasar, memikirkan cara menjual produk, pada tahap selanjutnya baru minjem modal untuk memperbesar bisnis kita. Jangan memikirkan modal dulu untuk mulai berbisnis. Tapi… lihat kesempatan (pasar) yang ada dan apa yang bisa kita bantu (produk atau jasa) untuk masalah yang ada. Kalau sudah banyak konsumen yang melirik, keuntungan akan datang dengan sendirinya. Contoh, dulu facebook didirikan pada awalnya idenya pendiri adalah membantu menghubungkan mahasiswa agar lebih saling kenal dan dengan identitasnya dapat mengetahui seseorang single atau tidak sehingga memberi kesempatan bagi yang single untuk mendapatkan teman spesial, beriring berjalannya waktu situs facebook ini banyak diakses dan banyak yang memasang iklan karena situs facebook banyak diakses tentu produk atau jasa yang diiklankan akan banyak dilihat orang, yang pada akhirnya menjadi sumber pendapatan facebook.

Kerangka Pikir dalam Penelitian Tesis Pemasaran

Dalam membuat tulisan suatu penelitian tesis pemasaran berdasarkan pengalaman penulis, dapat dipahami poin-poin sebagai berikut:

  • Tentukan fenomena yang menarik yang akan diteliti, yang perlu kajian terhadap masalah yang ada. Misalnya penjualan yang menurun yang diambil dari data primer dari sumber data, jurnal, Internet dan sumber lainnya.
  • Misalnya tema yang mau diambil masalah Loyalitas, karena diduga penurunan penjualan terkait dengan Loyalitas pelanggan, terus dicai hasil penelitian sebelumnya yang ada kaitannya antara Loyalitas dengan menurunnya penjualan.
  • Mencari pengaruh apa saja yang mempengaruhi Loyalitas sebanyak mungkin, dari penelitian sebelumnya yang menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi Loyalitas. Misalnya dari beberapa penelitian diperoleh 10 variabel yang mempengaruhi.
  • Melakukan pra penelitian survey untuk menentukan variabel yang paling menyebabkan menurunnya Loyalitas, dengan pertanyaan survey dapat diambil dari penelitian sebelumnya atau membuat sendiri yang sesuai.
  • mengolah hasil survey pra penelitian, mengurut variabel yang paling besar pengaruhnya negatifnya dari jawaban yang tidak setuju.
  • Mengambil variabel bebas yang mau diteliti misalnya 3 variabel bebeas, 1 variabel interveningnya.
  • Mencari penelitian terdahuluan yang membahas variabel terpilih sebelum menentukan judul penelitian.
  • membuat rumusan masalah
  • membuat tujuan penelitian
  • menyusun studi pustaka, dari variabel terikat loyalitas sampai variabel bebasnya.
  • menyusun tabel studi terdahulu yang akan digunakan menyusun kerangka pikir penelitian dan hipotesis
  • menyusun kerangka pikir dan membuat hipotesis
  • mendesain penelitian
  • menyusun desain variabel dan variabel operasinal
  • menyusun desain survey
  • menentukan populasi dan sampel
  • desain pengolahan data
  • menyusun pertanyaan survey sesuai variabel operasional
  • survey
  • mengolah data dengan Excel atau sejenis, analisis deskriptif responden, data pertanyaan
  • mengolah data dengan SmartPLS, analisis uji model pengukuran
  • mengolah data, analisis uji model struktural
  • mengolah data, uji hipotesis
  • pembahasan hasil
  • kesimpulan
  • saran

Dari Mana Bisnis Besar Itu Di Mulai

  1. Keberanian : Sebaik-baiknya bisnis itu yang dimulai, bukan cuman ditanyakan (Bob Sadino).
  2. Technology : memanfaatkan teknologi untuk pemasaran (E-Marketing) dan aktivitas bisnis lainnya.
  3. Product Knowledge : memahami kelebihan produk yang akan dijual dan kelebihan produk kompetitor.
  4. Jalur Distribusi : Stok yang selalu terjaga dan rantai pasok untuk mendistribuskan barang hasil produksi sampai kepada konsumen.
  5. Supplier Base & Customer Base. : membangun jaringan supplier untuk menyampaikan produk kepada konsumen, memuaskan pelanggan sehingga loyal dan image positif terhadap produk (Brand Image) dari pelanggan dapat membawa pelanggan baru.
  6. Customer Base : menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan calon pelanggan.
  7. Tempat : dan mendirikan perusahaan untuk mengatur strategi bisnis dan mengelola produk dan konsumen, mulai dari pemasaran, SDM, Keuangan, Produksi dan penjualan.

Integrated Marketing Communication

Integrated Marketing Communication (IMC) menurut Kotler dan Amstrong (2005) adalah sebuah konsep di mana peusahaan merencanakan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai saluran/channel komunikasi untuk mengirimkan pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan khalayak mengenai produk dan perusahaannya.

Sedangkan menurut American Association of Advertising AgenciesIntegrated Marketing Communication (IMC) menurut Kotler dan Amstrong (2005) adalah sebuah konsep di mana peusahaan merencanakan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai saluran/channel komunikasi untuk mengirimkan pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan khalayak mengenai produk dan perusahaannya.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai ciri yang menggambarkan pengaplikasian dari integrated marketing communication. Adapun ciri dari IMC tersebut adalah :

  1. Pertama, mempengaruhi perilaku. Di dalam komunikasi pemasaran tidak hanya sekedar membuat orang menjadi aware terhadap produk tertentu, melainkan untuk menggerakkan orang untuk berbuat sesuatu dengan adanya unsur persuasif.
  2. Kedua, pelanggan dan calon pelanggan yaitu mengetahui dan menentukan terlebih dahulu siapa sebenarnya pelanggan/konsumen kita ataupun pelanggan potensial sehingga bisa menentukan metode yang tepat dan efektif dalam mengkomunikasikannya.
  3. Ketiga, menggunakan seluruh bentuk channel, yaitu memanfaatkan seluruh media yang ada (promotion mix) sebagai saluran penyampaian pesan yang efektif untuk menjangkau khalayaknya.
  4. Keempat, menciptakan sinergi yaitu menggunakan semua elemen komunikasi yang terintegrasi untuk menciptakan citra merek yang kuat sehingga menggerakkan konsumen melakukan pembelian. Kelima adalah menjalin hubungan. IMC tidak sekedar bertujuan untuk menciptakan image yang kuat dan meningkatkan penjualan, melainkan untuk membina hubungan dengan khalayak agar terciptanya loyalitas konsumen.

Komponen dalam IMC dapat dijelaskan dengan gambar di atas : komunikasi pemasaran efektif menyampaikan pesan ekuitas merek suatu produk kepada pelanggan/calon pelanggan dengan cara yang paling efektif.

Gambar diatas menjelaskan bahwa IMC adalah strategi menggunakan keseluruhan media dalam promotion mix secara efektif untuk menyampaikan pesan tentang produk dan harganya dimanapun berada sesuai target sasaran (konsumen dan calon konsumen).

Jadi IMC suatu sinergi, kreativitas, integrasi, dan komunikasi pemasaran terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung.

Langkah-langkah mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif :

  1. Mengidentifikasi target sasaran, target sasaran dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu kepuasan, atau pihak yang mempengaruhi. Dapat terdiri dari individu, kelompok, masyarakat tertentu atau masyarakat umum.
  2. Menetapkan tujuan, setelah sasaran dan karakteristiknya diidentifikasi, komunikator pemasaran harus memutuskan tanggapan yang diharapkan dari target sasaran (terbentuk : awareness, knowledge, preference) adalah pembelian (purchase), kepuasan yang tinggi (liking) dan cerita dari mulut ke mulut yang baik dan percaya kulitas produk yang baik (conviction).
  3. Membuat pesan, setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari target sasaran, komunikator selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya pesan ini harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakan tindakan (action).
  4. Memilih saluran komunikasi, saluran komunikasi terdiri dari 2 jenis, yaitu : (1) saluran komunikasi personal, mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara satu sama lain melalui telepon, email, dan media lainnya, dan (2) saluran komunikasi non personal, menyampaikan pesan tanpa melakukan kontak atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, atmosfer dan acara (media : cetak, siarang langsung, display, elektronik, sales promotion, event, publikasi).
  5. Menentukan total anggaran promosi
  6. Membuat keputusan atas bauran promosi (promotion mix)
  7. Mengukur hasil promosi tersebut
  8. Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi.

Setting promotion mix :

Advestising, semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. Dengan karakteristik :

  • dapat mencapai konsumen yang terpencar secara geografis (Reach Many Buyers)
  • dapat mengulang pesan berkali-kali (Repeat Message Many Times)
  • bersifat buka perseorangan (impersonal), dan komunikasi satu arah
  • dapat sangat mahal untuk beberapa jenis media (Expensive)

Personal selling, interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Dengan karakteristik :

  • melibatkan interaksi pribadi (Personal Interaction)
  • memungkinkan pengembangan hubungan erat (Relationship Building)
  • perangkat promosi yang sangat mahal (Most Expensive Promo Tool)

Sales promotion, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Dengan karakteristik :

  • menggunakan berbagai cara pendekatan
  • menarik perhatian pelanggan dengan segala jenis produk dan pilihan (Wide Assortment)
  • menawarkan kekuatan dari insentif untuk membeli
  • mengundang dan cepat memberikan penghargaan atas respon konsumen (Rewards Quick Response)
  • efeknya hanya jangka pendek (Efforts Short-Lived)

Public relations, berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya dengan karakteristik :

  • sangat terpercaya (very belieavle)
  • bisa meraih orang yang menghindari tenaga penjualan dan periklanan (Underutilized)
  • dapat mendramatisasi perusahaan dan produk (dramatize a company or product)
  • sangat berguna
  • efektif dan ekonomis

Direct marketing, penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Dengan karakteristik :

  • bentuknya yang beragam mencerminkan empat subkarakter: nonpublik, segera (immediate), seragam dan interaktif (interactive)
  • sangat tepat untuk pasar sasaran tertentu yang dituju (customized)

Dengan perkembangan teknologi dan persaingan pasar semakin ketat, dimana konsumen sekarang bisa memilih sesuai selera serta berkembangnya jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen, maka media komunikasi pemasaran dapat menjadi :

  • periklanan
  • promosi penjualan konsumen
  • promosi dagang dan co-marketing
  • pengemasan (packaging), titik penjualan (point-of-purchase / POP)
  • penjualan personal
  • hubungan masyarakat
  • publisitas merek
  • periklanan korporat
  • Internet
  • pemasaran langsung
  • kontak yang memberikan pengalaman : acara, persponsoran
  • layanan pelanggan
  • berita dari mulu ke mulut

Bagi sebuah merek, penerapan IMC sangat lah penting karena akan memberikan beberapa manfaat yaitu membentuk brand awareness di benak khalayaknya, menciptakan brand image yang kuat, membentuk hubungan yang lebih erat antara produk dengan konsumennya, dan menjadi sebuah solusi dalam menjangkau berbagai segmentasi pelanggan yang menggunakan beragam media.

Contoh kasus :

PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya. PT. Sinar Sosro dengan merek Teh Botol sosro merupakan leader produsen teh siap minum dalam kemasan (TSMDK).  Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi pemasarannya. Untuk mempertahankan posisi puncak market share TSMDK, Teh Botol Sosro perlu memperkuat strategi pemasarannya.

Segmentasi Produk

PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.  Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar di pasaran. Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh dalam kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu : Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita.

PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati – hati dalam merancang strategi pemasarannya.   Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan beberapa manfaat.

Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “Teh Botol” yang didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat karena jaringan distribusi Teh Botol yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok. Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain terlambat masuk di segmen teh dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol.   Yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya – upaya mempertahankan image secara above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan. Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan yakin dengan penetrasi produk yang telah dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi above the line secara intensif.

Targeting

Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.

Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios – kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks es, sehingga menjadi dingin. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parker pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.

Positioning

Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

Strategi PT. Sinar Sosro

Sebagai bentuk penerapan strategi dalam mencapai tujuan komunikasi pemasaran, maka perlu dilakukan serangkaian kegiatan bauran pemasaran sebagai berikut.

  1. Inovasi Product Design.  Teh Botol Sosro telah dikenal sebagai produk minuman teh siap minum dengan kemasan botol kaca yang harus dikembalikan setelah konsumsi (returnable glass bottle). Ini merupakan taktik Sosro agar kualitas teh dan kesegarannya tetap terjaga sampai ke tangan pelanggan. Namun, penggunaan botol kaca dianggap kurang fleksibel. Karena mempertimbangkan kebutuhan masyarakat terhadap aspek fleksibilitas dan praktis, Sosro melakukan inovasi terhadap desain kemasan. Dengan tidak meninggalkan kemasan botol kaca, Sosro mendesain kemasannya menjadi kemasan kotak dengan berbagai ukuran dan botol plastik. Hal ini dilakukan agar memudahkan konsumen untuk menikmati kesegaran Teh Botol Sosro kapan pun dan di mana pun. Selain itu, kemasan produk yang baru diharapkan dapat menyegarkan selera pelanggan terhadap kemasan produk dan menghindari kebosanan pelanggan.
  2. Promosi penjualan. Promosi penjualan bertujuan untuk menarik pelanggan untuk membeli Teh Botol Sosro. Promosi-promosi ini dapat berupa pemotongan harga, bundling product, produk gratis.
  3. Personal Selling dan direct marketing.  Untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, Sosro perlu memperkuat penjualan personal dan penjualan langsung untuk berhadapan langsung dengan konsumen agar dapat mengkomunikasikan nilai-nilai tambah bagi konsumen. Taktik ini juga sekaligus menginformasikan promosi penjualan kepada pelanggan.  Penjualan personal dan penjualan langsung disebar ke pusat-pusat keramaian, pusat perbelanjaan, dengan menggunakan booth, atribut dan simbol-simbol identitas Teh Botol Sosro.
  4. Memperkuat jaringan distribusi dan kerja sama bisnis Sosro memiliki jaringan distribusi yang luas hampir di seluruh wilayah Indonesia. Untuk meningkatkan persaingan di pasar TSMDK, perlu dilakukan perluasan area distribusi terutama di wilayah Indonesia timur yang merupakan pasar potensial. Perluasan distribusi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan konter makanan, restoran-restoran, dan fast food.
  5. Special event.  Sosro memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kualitas produk, keamanan, kesehatan, dan keramahan terhadap lingkungan. Sebagai simbolisasi kepedulian terhadap lingkungan, Sosro perlu mengadakan program tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dengan mendukung kegiatan lingkungan seperti penanaman pohon, pengobatan gratis, dll. yang dimana dalam acara tersebut dikomunikasikan identitas, visi, dan pesan-pesan branding Teh Botol Sosro.

Kesimpulan :

  • IMC sebagai alat / strategi menyampaikan pesan dengan menggunakan keseluruhan media (promotion mix) yang ada sehingga efektif dalam menyampaikan informasi/pesan (sebuah produk/merek) kepada target konsumen (calon konsumen), guna mempengaruhi konsumen untuk mengetahui produk (brand equity) sehingga melakukan pembelian, puas, loyal untuk membeli kembali.
  • Dalam IMC pesan ekuitas merek suatu produk yang akan disampaikan, walaupun melalui banyak media komunikasi, targetnya adalah sampai pesannya kepada konsumen/calon konsumen adalah utuh satu informasi/terintegrasi walaupun melalui media yang berbeda. Hal ini dikarenakan tidak semua konsumen memahami informasi dari 1 media, ada konsumen lain yang lebih memahami mendapatkan dari media yang lainnya. Dan kesimpulannya yang terpenting adalah mempengaruhi konsumen untuk membeli dan loyal terhadap merek.

Referensi :

  1. Aaker, D.A. 1991. Managing Brand Equity, The Free Press, New York
  2. Belch. 2003. Advertising and Promotion, An Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth Edition. The McGraw-Hill Companies
  3. Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
  4. Kotler P & Amstrong G. 2005. “Principle of Marketing”, 10th edition / International Edition. New Jersey: Prentice Hall

Service Quality Dimensions

Dimensi Kualitas Pelayanan (Service Quality Dimensions) adalah suatu metode deskriptif guna menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan. Metode ini dikembangkan tahun 1985 oleh A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry.

Dimensi kualitas jasa terdiri dari 5 :

  1. Tangible (keadaan fisik yang dapat dilihat) : Contoh : pengaruh lobby hotel, seragam karyawan hotel, kerapihan ruangan terhadap kepuasan konsumen. Karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Misalnya, pelanggan akan mempunyai persepsi bahwa hotel mempunyai pelayanan yang baik apabila lobby-nya terlihat mewah dengan keramik dan lampu kristalnya. Selain gedung dan peralatan, pelanggan akan menilai seragam dan penampilan fisik dari karyawan hotel.
  2. Reliability (kehandalan pelayanan) : Contoh : Pengaruh pemenuhan janji, tingkat kesalahan terhadap kepuasan pelanggan. Dimensi ini mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada error. Ada 3 hal besar yang dilakukan perusahaan dalam upaya meningkatkan tingkat reliability : (1) Pertama, adalah pembentukan budaya kerja “error free” atau “no mistake”. Top management perlu menyakinkan kepada semua bawahannya bahwa mereka perlu melakukan sesuatu benar 100%. Kesalahan 1% bisa menurunkan tingkat profitabilitas hingga 5-20%. (2) perusahaan perlu mempersiapkan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan memberikan pelayanan “no mistake”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan secara terus-menerus dan menekankan kerja teamwork. Dengan kerja teamwork, koordinasi antar bagian menjadi lebih baik. (3) diperlukan test sebelum suatu layanan benar-benar diluncurkan. Misalnya, sebelum bank meluncurkan fitur ATM yang baru, maka diperlukan kesabaran untuk melakukan tes seberapa jauh tingkat reliability dari layanan ini. Apabila belum 100%, dapat dicoba dan dikomunikasikan bahwa hal ini merupakan layanan baru yang sedang dicoba.
  3. Responsiveness (kecepatan pelayanan) : Contoh : Pengaruh kecepatan penyajian, antrinya sebentar terhadap kepuasan konsumen.  Responsiveness adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Pelayanan yang tanggap sangat dipengaruhi oleh sikap front-line staf. Salah satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan pelanggan. Kepuasan pelanggan dalam hal responsiveness ini juga seringkali ditentukan melalui pelayanan melalui telepon. Berdasarkan banyak studi yang dilakukan, ada satu hal yang sangat sering membuat pelanggan kecewa, yaitu pelangan sering di ping-pong saat menelepon. Dari operator dioper ke staf yang lain dan kemudian ke staf lain, setelah itu, pelanggan akhirnya mendapat jawaban “saya kembalikan ke operator lagi ya,pak?”. Pelayanan yang tidak tanggap seperti ini akan membuat pelanggan tidak puas.
  4. Assurance (rasa percaya dan keyakinan pelanggan) : Contoh : Pengaruh keramahan, komunikatif, kompetensi SDM, reputasi, security terhadap kepuasan konsumen.  Assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu : (1) Keramahan adalah salah satu aspek kualitas pelayanan yang paling mudah diukur. (2) kompetensi. Apabila petugas customer service melayani nasabah dengan ramah, ini adalah kesan pertama yang baik. Setelah itu, apabila nasabah mengajukan beberapa pertanyaan dan kemudian tidak dapat memberikan jawaban yang baik, nasabah mulai kehilangan kepercayaannya. Hal ini akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap kualitas pelayanan. Nasabah sulit percaya bahwa kualitas pelayanan akan dapat tercipta dari front-line staf yang tidak kompeten atau terlihat bodoh. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk terus memberikan training kepada karyawan gugus depan mengenai pengetahuan produk dan hal-hal lain yang sering menjadi pertanyaan pelanggan. (3) reputasi. Apa yang dijual oleh perusahaan asuransi? Secarik kertas yang diberi nama polis. Dengan polis ini, pelanggan diyakinkan bahwa mereka akan dapat melakukan klaim apabila suatu saat mobilnya mendapatkan kecelakaan. Keyakinan pelanggan terhadap polis akan banyak dipengaruhi oleh kredibilitas atau reputasi dari perusahaan asuransi tersebut. (4) security. Pelanggan mempunyai rasa aman dalam melakukan transaksi. Aman karena perusahaan jujur dalam bertransaksi. Mereka akan mencatat, mengirim barang dan melakukan penagihan sesuai dengan yang diminta dan dijanjikan.
  5. Emphaty (pengenalan pribadi pelanggan) : Contoh : Pengaruh sentuhan penghargaan pribadi pelanggan (citigold, ucapan HUT) terhadap kepuasan konsumen. Dimensi Kepuasan Konsumen Empathi Secara umum, dimensi ini memang dipersepsi kurang penting dibandingkan dimensi reliability dan responsiveness di mata kebanyakan pelanggan. Akan tetapi, untuk kelompok pelanggan “the haves” dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting. Setelah kebutuhan fisik, keamanan dan sosial terpenuhi, maka dua kebutuhan lagi akan dikejar oleh manusia yaitu kebutuhan ego dan aktualisasi.

Contoh :

Untuk hampir semua kasus kerangka pikir dimensi kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen akan seperti skema berikut :

Kasus kepuasan terhadap penggunaan ATM Mandiri

Satu-satunya cara mempertahankan nasabah adalah dengan memberikan segala kemudahan bertransaksi bagi mereka serta memberikan kualitas layanan yang baik. Kemudahan yang diberikan melalui layanan ATM menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah. Layanan ATM yang unggul akan sangat membantu perusahaan untuk memberikan pelayanan yang superior kepada nasabah. Untuk dapat menciptakan layanan yang unggul dimata nasabah, pemimpin bank perlu memantau secara berkala perubahan-perubahan yang terjadi atas persepsi dan harapan nasabah.

Sehingga manajemen Bank Mandiri perlu :

  • menganalisis tingkat kepuasan nasabah atas layanan ATM Bank Mandiri
  • mengidentifikasi dimensi layanan ATM yang memiliki penting bagi kepuasan Nasabah ATM Mandiri
  • mengidentifikasi atribut layanan yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kepuasan Nasabah layanan ATM atas layanan ATM Bank Mandiri.

Contoh hasil pendataan, pengolahan data dan analisa diperoleh tabel harapan vs kenyataan :

Dan diplot dalam diagram kartesian variable kualitas layanan sebagai berikut :

Penjelasan diagram :

  • Kuadran A (Prioritas Utama) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi menurut responden namun kinerjanya masih rendah. Implikasinya atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini harus diprioritaskan untuk diperbaiki. Atribut yang terdapat dalam kuadran ini tidak ada.
  • Kuadran B (Pertahankan Prestasi) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerjanya juga dinilai baik oleh responden. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini merupakan kekuatan atau keunggulan perusahaan di mata responden sehingga perlu dipertahankan kinerja atas atribut-atribut tersebut serta dijaga kualitasnya. Atribut yang terdapat dalam kuadran ini adalah atribut-atribut yang berasal dari dimensi Emphaty.
  • Kuadran C (Prioritas Rendah) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan kinerjanya juga dinilai kurang baik oleh responden. Perlu dilakukan perbaikan kinerja terhadap atribut-atribut tersebut untuk mencegah atribut tersebut bergeser ke kuadran A. Atribut yang terdapat dalam kuadran ini adalah atribut-atribut yang berasal dari dimensi Tangible, Responsiveness dan Assurance.
  • Kuadran D (Berlebihan) Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang rendah menurut responden namun memiliki kinerja yang baik sehingga dianggap berlebihan oleh responden. Peningkatan kinerja pada atribut-atribut ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber daya. Atribut yang terdapat dalam kuadran ini adalah atribut atribut yang berada didalam dimensi Reliability.

Dari hasil yang didapat manajemen Bank Mandiri dapat mengambil keputusan terkait hal-hal sebagai berikut :

  • tingkat kepuasan nasabah atas layanan ATM Bank Mandiri
  • dimensi layanan ATM yang memiliki penting bagi kepuasan Nasabah ATM Mandiri
  • atribut layanan yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan tingkat kepuasan Nasabah layanan ATM atas layanan ATM Bank Mandiri.

Kesimpulan menyeluruh :

Service Quality Dimensions digunakan sebagai tolak ukur terhadap tingkat kepuasan konsumen, untuk meningkatkan kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan men-switch dimensi yang prioritas.

Referensi :

  • Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks.
  • Setiawati L. dan Sugiharto T. 2008. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Layanan ATM Bank Mandiri. Jakarta : Jurnal Ekonomi Bisnis
  • Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Manajemen. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Tesis yang membahas tentang IMC

Contoh Tesis 1 :

Analisis Penerapan Integrated Marketing Communication pada Produk Berbasis Teknologi dalam Membangun Keputusan Pembelian ( Studi Kasus Pemasaran Produk Elektronik Panasonic)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimanakah Integrated Marketing Communication (IMC) yang terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion, public relations & publicity, direct marketing, serta interactive marketing dapat mendorong terjadinya keputusan pembelian konsumen produk elektronik rumah tangga. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapat dari kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku teks, internet dan jurnal.

Dari hasil analisis yang diuji didapat public relations dan direct marketing berpengaruh positif dan paling mempengaruhi terhadap keputusan pembelian produk elektronik. Sedangkan advertising, personal selling, sales promotion serta interactive marketing juga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk elektronik rumah tangga tetapi tidak setinggi dua bauran komunikasi lainnya. Hal ini berarti keputusan pembelian produk elektronik rumah tangga lebih dipengaruhi oleh public relations dan direct marketing.

Contoh Tesis 2 :

Pengaruh Integrated Marketing Communication terhadap Minat Beli Melalui Asosiasi Merek Pada Bank Muamalat di Kotabumi

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh integrated marketing communication terhadap minat beli melalui asosiasi merek yang di dimensikan dari variable integrated marketing communication berupa iklan, promosi penjualan, acara, penjualan pribadi, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner terhadap 90 responden. Teknik analisis data menggunakan SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada pengujian hipotesis yang petama: iklan berpengaruh tidak signifikan terhadap asosiasi merek. Selanjutnya pada hasil hipotesis kedua adalah: Promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap asosiasi merek. Pada hasil pengujian hipotesis ketiga : Acara berpengaruh tidak signifikan terhadap asosiasi merek. Pada hasil pengujian hipotesis keempat : penjualan pribadi berpengaruh signifikan terhadap asosiasi merek. Pada hasil pengujian hipotesis kelima: Hubungan Masyarkat berpengaruh tidak signifikan terhadap asosiasi merek. Pada hasil pengujuian hipotesis keenam: Pemasaran Langsung berpengaruh signifikan terhadap asosiasi merek.

 

Contoh Tesis 3 :

Analisa Penerapan Integrated Marketing Communication (IMC) oleh PONS

Dalam hal penjualan personal, PONDS menempatkan sales promotion girl (SPG) di setiap counternya untuk menjajakan langsung produk dan bersedia memberikan pelanggan konsultasi. POND’S sangat kreatif dalam melakukan promosi penjualan dengan mengadakan berbagai cara seperti diskon potongan harga, kupon, kontes, undian dan pemberian sampel. Siaran pers, laporan tahunan, profil perusahaan, prospektus, komentar pembaca, dan pemberian sampel. Siaran pers, laporan tahunan, profil perusahaan, prospektus, komentar pembaca, dan layanan masyarakat (bersama Unilever), saluran peduli konsumen, dan katalog digital diterapkan oleh PON’S dengan baik di berbagai media terutama internet melalui website dan media sosial.

Strategi terakhir berupa acara dan pengalaman dijalankan oleh POND’S dengan menyelenggarakan launching, relaunching, POND’S beautylogy, PON’S concert dan serial film pendek.

Contoh Tesis 4 :

Strategi Integrated Marketing Communication (IMC) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dalam melakukan usaha rebranding (Studi Kasus mengenai Strategi serta Kampanye Rebranding Semen Indonesia)

PT Semen Indonesia (Persero), Tbk merupakan perusahaan semen BUMN terbesar di Indonesia yang terbentuk atas penggabungan empat perusahaan semen, yaitu Semen Gresik,Semen Padang, Semen Tonasa serta Semen Thang Long Vietnam. Dengan adanya restrukturisasi korporasi, maka Semen Indonesia melakukan usaha rebranding seiring dengan perubahan identitas perusahaan. Salah satu hal yang sangat penting dalam proses rebranding adalah penyampaian informasi mengenai perubahan identitas perusahaan terhadap masyarakat secara luas untuk menjaga brand loyalty. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui integrated marketing communication (IMC) yang efektif, maka dalam penelitian ini penulis mencari tahu mengenai strategi serta implementasi kampanye yang dilakukan oleh Semen Indonesia dalam melakukan usaha rebranding. Penulis melakukan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjelaskan secara rinci mengenai strategi IMC serta implementasi kampanye rebranding Semen Indonesia melalui observasi di lapangan, wawancara dan pengumpulan dokumen. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa strategi IMC yang dilakukan Semen Indonesia setelah rebranding memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibanding dengan strategi perusahaan terdahulu. Pasca rebranding, Semen Indonesia ingin menampilkan karakter brand essence baru yang nasionalis, elegan dan kokoh. Hal tersebut tentu turut mengubah positioning, differentiation, tone and manner, serta brand identity perusahaan. Sedangkan targeting dan segmentation tidak banyak mengalami perubahan, kecuali demografi target market yang meluas ke pasar Asean. Strategi IMC rebranding tersebut diimplementasikan dalam saluran serta program kampanye komunikasi pemasaran terpadu yang meliputi advertising, sales promotion, event and experiences, public relation and publicity, direct marketing, word-of-mouth marketing, serta online marketing. Di sisi lain, personal selling dan interactive marketing tidak begitu digencarkan karena sifatnya yang kurang masif.

Contoh Tesis 5 : 

Integrated Marketing Communications (IMC) di PT Halo Rumah Bernyanyi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan Integrated Marketing Communications (IMC) yang dilihat dari aspek segmentation, targeting dan positioning. Metode penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan IMC di PT Halo Rumah Bernyanyi dibuat dalam satu strategi dan tidak memerhatikan kompleksitas dari aspek segmentation, targeting dan positioning sebagai pedoman dasar. Langkah tersebut dinilai tidak efektif karena dapat mengakibatkan “kanibalisasi” antar brand, terlebih jika perhatian terhadap target konsumen diabaikan sebelum menyusun perencanaan IMC.

Contoh Tesis 6 :

Pengaruh Integrated Marketing Communication (IMC) dan Public Relations terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian ( Survei pada Pengunjung HARRIS Hotel & Conventions Malang )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh Integrated Marketing Communication (IMC) dan Public Relations terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil sebanyak 100 orang responden yang merupakan pengunjung HARRIS Hotel & Conventions Malang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen data kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dapat diketahui dari nilai signifikansi F dari semua jalur bernilai <0,05, sehingga semua hipotesis nol dalam penelitian ini ditolak yang berarti setiap jalur mempunyai pengaruh yang signifikan. Integrated Marketing Communication (IMC) terhadap Citra Merek memiliki nilai Beta sebesar 0,485. Public Relations terhadap Citra Merek memiliki nilai Beta sebesar 0,518. Integrated Marketing Communication (IMC) terhadap Keputusan Pembelian memiliki nilai Beta sebesar 0,332. Public Relations terhadap Keputusan Pembelian memiliki nilai Beta sebesar 0,452. Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian memiliki nilai Beta sebesar 0,457.

Contoh Tesis 7 :

Integrated Marketing Communications (IMC) di PT Halo Rumah Bernyanyi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan Integrated Marketing Communications (IMC)  yang dilihat dari aspek segmentation, targeting dan positioning.  Metode penelitian  adalah  studi  kasus  dengan  menggunakan  wawancara  mendalam.  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  penerapan  IMC  di PT  Halo Rumah  Bernyanyi dibuat dalam  satu  strategi dan tidak memerhatikan kompleksitas dari aspek segmentation, targeting dan positioning sebagai pedoman dasar. Langkah tersebut dinilai tidak efektif karena dapat mengakibatkan “kanibalisasi” antar  brand,  terlebih  jika  perhatian  terhadap  target  konsumen  diabaikan  sebelum  menyusun perencanaan IMC.

Contoh Tesis 8 :

Analisis Manajemen Pemasaran Produk Melalui Metode Integrated Marketing Communication di Rumah Zakat Kantor Cabang Semarang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan manajemen pemasaran produk yang melalui metode Integrated Marketing Communication yang menggunakan enam elemen pada metode Integrated Marketing Communication yaitu Advertising, Sales Promotion, Direct Selling, Public Relation, Marketing Interactive dan Personal Selling serta mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam memasarkan produk yang dihadapi oleh Rumah Zakat kantor cabang Semarang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif sebagai pendekatan dalam penelitian guna memperoleh data dan menggunakan metode analitik sebagai teknik analisis data. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian ini yaitu deskriptif yang tidak menggunakan perhitungan, sehingga akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang selaku narasumber dan perilaku yang diamati.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Zakat kantor cabang Semarang terintegrasi oleh Rumah Zakat pusat di Bandung dalam penerapan metode Integrated Marketing Communication. Rumah Zakat kantor cabang Semarang menerapkan keenam elemen tersebut untuk memenuhi target tahunan dan memasarkan produkproduk Rumah Zakat yang terkonsep dalam program “Big Smile Indonesia” dengan 4 elemen integrasi sosial yaitu Senyum Juara, Senyum Sehat, Senyum Mandiri dan Senyum Lestari. Rumah Zakat kantor cabang Semarang telah menerapkan metode Integrated Marketing Communication selama kurang lebih 5 tahun dan menghasilkan muzzaki serta mustahiq yang mendukung produkproduk Rumah Zakat kantor cabang Semarang dalam membantu dan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia melalui bidang Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil data yang diperoleh dari para narasumber di Rumah Zakat kantor cabang Semarang. Namun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan yaitu dalam pemaksimalan wilayah Jawa Tengah dan khususnya Kota Semarang sebagai Integrated Communited Development Rumah Zakat kantor cabang Semarang. Kemudian konsekuensi yang harus dilakukan oleh tim Rumah Zakat kantor cabang Semarang terhadap pemasaran produk adalah agar lebih meningkatkan service dan jaminan serta trusting yang diberikan kepada para muzzaki ke mustahiq melalui Rumah Zakat kantor cabang Semarang.

Dalam penelitian ini peneliti menemukan hal menarik untuk dibahas lebih mendalam, yaitu Rumah Zakat menjadi satu-satunya Lembaga Bisnis Islam yang bekerja pada bidang ZIS yang telah menerapkan metode Integrated Marketing Communication dalam proses pemasaran produk-produk yang dimiliki oleh Rumah Zakat. Dan hal ini pula menjadi bukti bahwa pemasaran modern pada metode Integrated Marketing Communication bukan hanya dapat diimplementasikan pada perusahaan konvensional skala nasional maupun internasional tetapi metode Integrated Marketing Communication juga dapat dan mampu diterapkan pada lembaga bisnis Islam di Indonesia yang kian hari kian marak dan menjamur di negeri ini.

Contoh Tesis 9 :

Strategy Integrated Marketing Communication Ponorogo City Center Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung

Pusat perbelanjaan merupakan efek dari kemajuan jaman dan tekhnologi yang memungkinkan suatu daerah berkembang. Dalam penelitian ini membahas tentang penerapan strategi komunikasi pemasaran terpadu marketing communication Ponorogo City Center dalam meningkatkan jumlah pengunjung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana IMC yang diterapkan dalam meningkatkan jumnlah pengunjung ponorogo city center dan juga faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan atau penerapan IMC di Ponorogo City Center. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan pengumpulan data melalui wawancara dengan 3 informan yaitu center manager, local marketing communication dan event organizer, dokumentasi dan observasi non partisipan. Hasil dari penelitian ini adalah Ponorogo City Center telah menerapkan beberapa elemen IMC. Karena dengan IMC inilah traffic pengunjung bisa meningkat. Elemen yang ada di IMC adalah periklanan, promosi penjualan, public relations, penjualan personal dan penjualan langsung

Contoh Tesis 10 :

Strategi Integrated Marketing Communication (IMC) Telkom Flexi Dalam Membangun Brand Identity Sebagai Internet Broadband

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Strategi Integrated Marketing Communication (IMC) dalam membangun brand identity dengan studi kasus Telkom Flexi dalam membangun identity internet broadband.Dinamika serta persaingan pasar telekomunikasi, menuntut Telkom Flexi untuk membentuk brand identity yang kuat. Brand identity tersebut dibangun melalui komunikasi menggunakan strategi IMC berlandaskan segmentasi, targeting serta positioning. Fenomena inilah yang kemudian menjadi sebuah kajian yang menarik untuk diteliti, yaitu dengan melihat yang dituju Flexi ketika melakukan rebranding serta strategi IMC yang dilakukan Flexi untuk membangun identity internet broadband.Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dengan data kualitatif.Melalui teknik pengumpulan in-depth interview serta observasi studi dokumentasi, peneliti melakukan wawancara kepada pihak manager dan staf Marketing dan Promotions Flexi.

15 Brand Paling Mahal Sedunia

Berikut 15 Brand termahal dunia menurut penilaian InterBrand pada tahun 2018 :

  1. Apple (Nilai brand : Rp 3200 triliun)
  2. Google (Nilai brand : Rp 2300 triliun)
  3. Amazon (Rp 1750 triliun)
  4. Microsoft (Rp 1500 triliun)
  5. Coca Cola (Rp 880 triliun)
  6. Samsung (Rp 850 triliun)
  7. Toyota (Rp 780 trliun)
  8. Mercedes Benz (Rp 700 triliun)
  9. Mc Donalds (Rp 630 triliun)
  10. DISNEY (Rp 600 triliun)
  11. BMW (Rp 570 triliun)
  12. IBM (Rp 560 triliun)
  13. INTEL (Rp 560 triliun)
  14. Facebook (Rp 540 triliun)
  15. NIKE (Rp 450 triliun)

 

Sumber : Interbrand.com